RUGBY
Bermain merupakan aktivitas terpenting bagi siswa. Kapanpun dan dimanapun siswa dapat mengekspresikan banyak hal yang mereka inginkan. Waktu yang dimiliki selalu digunakan untuk bermain, oleh karena itu bermain sering dikatakan sebagai dunia anak-anak. Karena bermain mempunyai manfaat yang besar terutama bagi perkembangannya seperti perkembangan emosi, fisik atau motorik, kognitif, serta perkembangan sosial.
Sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi tumbuh kembang setiap individu. Oleh karena itu, pembelajaran yang dirancang dan diterapkan oleh setiap guru dapat merangsang kebutuhannya untuk berkembang. Dalam hal ini pelajaran Pendidikan Jasmani selaku pemateri yang mengembangkan delapan kecerdasan manusia menurut Prof. Howard Gardner secara langsung (praktek) diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan siswa.
Permainan Rugby dapat menjadi salah satu contoh permainan yang dapat dimainkan untuk menunjang tumbuh kembang siswa. Mengandalkan model bermain dalam pembelajarannya, siswa akan terlatih secara alami untuk saling bekerjasama, toleransi, dan mengembangkan kemampuan fisik serta pengetahuan karena dengan bermain akan timbul rasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun Rugby sering disalah persepsikan sebagai olahraga keras dan dimainkan dengan cara saling bertabrakan untuk mendapatkan bola. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun agar lebih jelas alangkah baiknya setiap siswa diberikan penjelasan mengenai permainan ini agar tidak menimbulkan kerancuan antara Rugby dan American Football.
Permainan Rugby tidak mengenakan pakaian pelindung dan helm khusus sebagai peralatan wajib seperti yang diterapkan pada American Football. Rubgy cenderung lebih sederhana layaknya permainan sepak bola, menggunakan kaos tim, celana pendek, kaos kaki yang telah dilapisi pelindung, dan sepatu. Hanya peraturan yang membedakannya. Seperti untuk melakukan operan bola setiap pemain tidak dikenankan melakukan operan ke depan. Selain itu, setiap pemain harus tunduk pada aturan permainan karena berlaku kartu kuning dan kartu merah. Pelaksanaan aturan permainan itu sendiri, yaitu:
a. Scoring Points
Beberapa cara menentukan scoring points dalam permainan Rugby antara lain, Try yang merupakan membawa bola melewati try line dan bila berhasil mendapatkan 5 point. Kemudian terdapatConversion Kick dan bila berhasil mendapatkan 2 point. Sementara Penalty Kick/ Drop Kickmendapat tambahan 3 point.
b. Goal
Seorang pemain dapat mencetak angka dengan cara membawa bola dan meletakkan bola (touch down) di dalam garis try line atau menendang bola sampai melewati gawang pertahanan lawan.
c. Ruck
Merupakan kondisi dimana satu tim mengadakan kontak fisik yaitu berkumpul untuk berebut bola. Paling tidak satu pemain menghadang satu lawan. Kontak fisik ini bukan termasuk foul play.
d. Foul Play
Ini merupakan pelanggaran dalam aturan permainan Rugby. Termasuk diantaranya adalahobstruction, unfair play, repeated infringements, dangerous play, dan misconduct. Obstruction, merupaka istilah tersebut berarti menjegal atau mendorong pemain ketika merebut bola. Tindakan ini tidak diperbolehkan, kecuali melakukan dengan shoulders to shoulders. Sedangkan unfair play, merupakan pelanggaran jenis bila pemain bermain curang atau melanggar peraturan, seperti membuang waktu, karena bisa dikenakan pinalti. Repeated infringement atau pelanggaran berulang. Pemain tidak boleh melakukan pelanggaran berulang. Dangerour play dan misconduct seperti memukul pemain lain, menabrak, menjegal, atau menyerang merupakan pelanggaran atau four play.
Berdasarkan pemaparan, pembelajaran Rugby di sekolah tidak selalu mengadopsi aturan dan peralatan yang sebenarnya. Bentuk penyajian permainan itu sendiri dapat dimodifikasi karena tidak hanya berpengaruh terhadap keriaan bermain tetapi dapat digunakan untuk latihan kekuatan otot, kelenturan, bahkan untuk latihan keterampilan motorik dan pembentukan pribadi anak. Rasa senang dalam kegiatan bermain Rugby dapat digunakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan pendidikan karena dengan rasa senang pada saat bermain mengakibatkan anak akan secara spontan memunculkan potensi yang berbentuk gerak dan sikap, serta perilakunya.
Dengan demikian permain Rugby dapat berfungsi sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan yang berfungsi untuk memotivasi para siswa agar senang dalam melakukan aktivitas. Melalui pendekatan bermain Rugby teknik yang ada dapat dimodifikasi sesuai dengan karakteristik anak, dana dalam menggunakan peralatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kesemuanya itu bertujuan supaya anak mau mencoba dan mau melakukan tanpa rasa takut.
sumber : https://penjastar.wordpress.com/2013/02/05/rugby-dalam-pelajaran-penjaskes/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar